Pada kesempatan kali ini, saya
ingin berbagi cerita mengenai outlet nasi goreng yang sedang ramai dan sedang
dalam masa ekspansinya dibandung atau bahkan diluar kota. Cerita ini berawal 1
minggu yang lalu ketika saya bersama istri saya hendak berkunjung ke salah satu
outlet nasi goreng mafia yang berada dikawasan jatinangor, tepatnya dijalan Jl. Raya Jatinangor no. 149 dikawasan jatinangor, meskipun sebelumnya saya sudah banyak
melihat review tentang banyaknya ketidakpuasan pelanggan yang sudah sudi
singgah ke outlet nasi goreng mafia manapun, tetapi demi menghilangkan rasa
penasaran saya yang tinggi, maka akhirnya saya bersama istri saya memutuskan
untuk mengunjungi nasi goreng mafia di Jl. Raya Jatinangor no. 149 dikawasan
jatinangor.
Baiklah, saya akan mulai
mengungkapkan kekecewaan saya. Pada saat pertama saya menginjakan kaki di
outlet tersebut, tampak dari depan saya sudah melihat area teras depan yang
kotor dan penempatan alat-alat kebersihan yang disimpan bukan pada tempat yang
seharusnya, pertama saya melangkahkan kaki, saya disuguhi teras yang kotor
penuh debu dan alat-alat kebersihan seperti sapu yang disimpan sembarangan.
Maka, masuklah saya untuk
melihat-lihat ketersediaan kursi untuk tempat kami makan, dan pada saat itu
keadaan tidak begitu ramai, karena kami datang pada saat siang hari. Dan waiter
pun datang menyuguhi kami berdua dengan menu-menu pilihan dan kami pun dengan
teliti melihat semua detail menu yang katanya sangat No. 1 itu.
Sesudah sekitar 5 menit kami
memilih menu yang hendak kami cicipi, maka kami berdua memutuskan untuk mencoba
menu yang dinamakan nasi goreng preman dan nasi goreng yakuza dengan level
pedas 4 sama rata. Dan untuk minumannya, kami memesan es teh manis 2 gelas. Sambil
menunggu pesanan tiba, kami lanjutkan dengan memperhatikan semua aspek dari
outlet, dimulai dari kebersihan sampai kepada kualitas karyawan.
Saya sendiri adalah seorang
manager F&B dari hotel yang sudah sangat terkenal dibandung, dan tentunya
saya mengetahui semua kaidah-kaidah ilmu F&B yang sudah belasan tahun saya
tekuni, dan berikut saya berikan kekecewaan saya tujukan kepada nasi goreng
mafia cabang jatinangor Jl. Raya Jatinangor no. 149, silahkan para pembaca menyimak
semua point yang saya sebutkan dari hasil observasi saya.
- Kebersihan outlet yang tidak diperhatikan, saya melihat teras depan yang begitu kotor dan alat-alat kebersihan yang tidak pada tempatnya dan didalan area outlet pun sama kotornya, ditambah banyaknya laat-lalat berterbangan diatas meja, sangat menjijikan. Sedangkan saya mengamati, karyawan yang bertugas pada saat itu saya rasa bisa untuk melakukan aktivitas kebersihan.
- Kualitas karyawan yang sangat buruk, point ini saya nilai dari bagaimana para karyawannya banyak bermain-main dihadapan tamu dan banyak melakukan candaan di didepan tamu, padahal di dunia hospitality, hal itu sangat tidak diperkenankan dan tidak boleh dilakukan. Dan cara berpakaian para karyawannya sangat jauh dari higienis dan tidak tertib dalam berseragam. Lantas saya menjadi penasaran akan seperti apa standarisasi dari perusahaan tentang tata krama dan tata terib karyawannya, saya menilai para manajemennya baik di cabang maupun dipusat masih belum mengerti akan hal ini, jauh dari profesional, benar-benar mengecewakan.
- Kualitas makanan atau kualitas rasa, dari jargon atau kalimat sakti yang diberikan tentang No. 1 ini, ternyata hanya omong kosong belaka. Hal ini dibuktikan ketika pesanan nasi goreng istri saya sudah tiba yang bernama “nasi goreng yakuza”. Sebelum istri saya mencicipi, saya hendak mencium aromanya terlebih dahulu, dan dugaan saya benar-benar tepat, ternyata rasa nasi goreng yang digembor-gemborkan sangat enak dan luar biasa itu, ternyata tidak lebih dari nasi goreng biasa.
- Harga yang sangat mahal, ini sangat terbukti dengan suguhan menu yang rata-rata senilai 15K – 19K, yang ternyata belum termasuk telur yang seharusnya sudah dimasukan disetiap menu masakan nasi goreng apapun dalam setiap variannya, saya sangat paham akan hal ini, mungkin maksud dan tujuan dari perusahaan, ingin mendapatkan omset yang luar biasa, namun harap ingat, tidak selamanya para konsumen akan diam akan kekecewaan, yang berbahaya adalah ketika para konsumen berbicara dimedia massa dan media online, harap dicatat semua itu bagi semua jajaran manajemen yang membaca tulisan saya ini.
- Proses produksi yang sangat lama, dan inilah puncak utama kekecewaan saya, dimana istri saya suda disajikan nasi gorengnya setelah menunggu 13 menit, maka menu yang saya pilih tak kunjung datang yang saya catat dengan sangat tepat selama 47 menit. Pada awalnya saya sangat bersabar melewati tiap 5 menit yang dilewati dan melihat adanya tamu-tamu yang baru bermunculan, dan setelah sekian menit yang saya lewati hingga beranjak ke 47 menit dan istri saya pun telah memakan setengah dari nasi gorengnya karena tidak enak, maka saya menghampiri petugas dapur yang sedang pada asyik nongkrong sambil ngobrol tanpa mengetahui bahwa saya lapar dan mereka telah melewatkan pesanan saya selama 47 menit. Dengan segera, saya berinisiatif untuk melakukan take away pada pesanan saya yang sudah dilupakan selama 47 menit, dan akhirnya mereka segera membuatkan pesanan saya dan membungkusnya. Dan tidak ada suatu ucapan maaf atau apapun dari semua karyawan yang telah menyadari kesalahan tersebut hingga kami keluar dari outlet tersebut. Dan atas dasar itulah yang membuat saya menulis kekecewaan saya ini dimedia massa dan media online, semua ini bertujuan agar semua keluhan dan kekecewaan saya didengar oleh para jajaran manajemen yang merasa hebat akan outletnya dimana saja.
Kepada semua
para pembaca yang hendak mengunjungi nasi goreng mafia dimanapun, harap
berhati-hati sebelum berniat mendatangi outletnya, saya berbicara seperti ini
karena menurut pengalaman nyata yang saya alami dan tidak dibuat-buat, karena
yang saya amati dari masalah yang muncul dari outlet nasi goreng mafia manapun,
permasalahan utamanya ada pada point-point yang saya sebutkan diatas.
Semoga tulisan
saya ini bermanfaat untuk anda yang hendak mengunjungi nasi goreng mafia
dimanapun terutama bagi anda yang mengunjungi outlet nasi goreng mafia Jl. Raya Jatinangor no. 149 kawasan jatinangor. Dan semoga tulisan ini dilihat dan dibaca oleh
para jajaran manajemen yang peduli akan profesionalitas, kualitas, dan
perbaikan mutu demi kesuksesan jangka panjang dari nasi goreng mafia.
Terimakasih.



Sori kayanya jalaprang itu bukan di jatinangor deh...hehe...
ReplyDeleteMaaf di profile nya jabatan waitress, benerannya manager f&b hotel? male/female? Datanya tidak sinkron
ReplyDeleteData profil sudah saya perbaiki, profil sudah lama tidak saya update. Terimakasih banyak atas komentar dan kunjungannya.
DeleteCobain nasi goreng mafia deket unpad dipatiukur mas, rasa nya enak banget, saya sendiri pecinta nasi goreng yakuza nya, bumbunya meresap sampai ke daging kikil nya yg di olah cukup baik sehingga kenyal nya pas, sampai saat ini blm pernah ada temen saya yang saya rekomendasikan ke nasi goreng mafia merasa kecewa, apalagi soal rasanya. Kalau masalah karyawan yang suka becanda dan terkesan ga serius mah banyak banget di daerah bandung karena nasi goreng mafia mengusung tema dan target pasar anak muda, si pelayan aja nanya pesanan "gimana bos? Mau pesen apa bos?" Dimana hal tersebut emg ciri khas nya nasi goreng mafia
ReplyDeletePoint2 itu bener, saya juga uda nyobain dari yg deket unpad sampe cimahi. Malah yg di cimahi asin banget-_-
ReplyDeleteBagus si target mahasiswa/pemuda tapi kebersihan gak ada salahnya. Asik boleh tapi gak obrol juga di depan tamu, toh ngopdul, borbar, atau ws gak gitu2 amat